Thursday, February 4, 2010

KESULITAN MENEMUKAN BUKU KAMI?

Tak perlu melangkahkan kaki, mengobrak-abrik toko buku se-Indonesia ini, mencari buku kami. 
Cukup dengan menggerakkan jemari, Anda bisa mendapatkan buku terbitan Antipasti.

CARA PEMESANAN BUKU:
1. Kirim e-mail ke penerbit.antipasti@gmail.com dengan format sebagai berikut:
Nama:
Alamat Lengkap:
Kode Pos:
Kota:
Judul buku: ___ Jumlah: ___

Atau SMS ke 0813-85319131 / 0819-08133883, dengan format sebagai berikut:
NAMA (spasi) ALAMAT (spasi) KODE POS (spasi) KOTA (spasi) JUDUL BUKU (spasi) JUMLAH

2. Kami akan infokan biaya total pesanan + ongkos kirim. Yang pasti, harga buku akan lebih murah daripada harga toko.

3. Silahkan transfer biayanya ke BCA 0351318693 a/n Ronny Agustinus.

4. Harap konfirmasikan transfer via e-mail atau nomor diatas.

5. Buku akan langsung dikirim.

6. Untuk pesanan sejumlah Rp150.000 keatas, bebas ongkir.

Catatan: Ongkir rata-rata Jabodetabek Rp6.000, Pulau Jawa luar Jabodetabek Rp10.000, luar Jawa Rp15.000.

PELUNCURAN BUKU "100KATA": CERITA YANG TERTUNDA

Akhirnya, peluncuran buku 100kata terlaksana dengan sukses, pada tanggal 29 November 2009, di ak.'sa.ra bookstore, Kemang Raya, Jakarta.

Meski hanya 5 dari 8 penulis yang bisa hadir - Hotma, Andy, Laila, Jay, dan Krisna - acara tetap berjalan dengan seru. Sebagian besar partisipan yang datang merupakan anggota komunitas Goodreads Indonesia, dan semua aktif berpartisipasi dalam diskusi buku, sesi tanya jawab, dan book signing.

 
 
 
 

Terimakasih untuk semua yang telah hadir untuk berpartisipasi dan, terutama, membeli bukunya ;)

Monday, November 23, 2009

PELUNCURAN BUKU "100KATA"

Jangan lewatkan acara peluncuran buku 100kata!

Minggu, 29 November 2009
15.00-17.00

ak.'sa.ra bookstore
Jl. Kemang Raya 8B
Jakarta Selatan

Moderator: Rosmi Julitasari (Goodreads Indonesia)
Pembicara: Damhuri Muhammad (cerpenis & esais), serta para penulis 100kata



100kata adalah buku kumpulan cerita yang masing-masing terbentuk dari, tentu saja, 100 kata. Tidak lebih, tidak kurang. Mayoritas kisahnya sangat bernafaskan kehidupan urban, dengan isu-isu seperti twisted love, pembunuhan, broken families, akhir tragis, tetapi juga harapan, impian, dan komedi hitam dalam hidup. Secara keseluruhan, kisah-kisah dalam buku ini akan mencengangkan Anda, tapi, karena pendeknya tiap cerita, cukup ringan dinikmati tiap malam sebelum tidur.

Para penulis 100kata adalah delapan penulis lokal yang berkenalan lewat dunia maya di pertengahan tahun 2000. Awalnya, mereka hanya menerbitkan cerpen-cerpen 100kata mereka lewat sebuah blog. Namun, kemudian mereka memutuskan untuk menerbitkan cerita-cerita tersebut dalam sebentuk buku yang nyata. 

Setelah berbagai proses, akhirnya buku 100kata ini diterbitkan oleh Antipasti, disunting oleh Ronny Agustinus, dan diilustrasikan oleh ilustrator muda berbakat, Marishka Soekarna

   

Buku 100kata dapat dibeli di toko-toko buku besar terdekat Anda.

Ikuti update berita dari 100kata di Facebook, Twitter, Goodreads, dan blog.

Friday, October 2, 2009

RESENSI "RADIKAL ITU MENJUAL"

Menjadi Berbeda Itu Laku
ALGOOTH PUTRANTO 
Bisnis Indonesia 6 September 2009

W. Chan Kim dan Renee Mauborgne penulis buku Blue Ocean Strategy; How To Create Uncontested Market Space and Make The Competition Irrelevant mengajak pebisnis berpaling pada strategi lautan biru.
Strategi blue ocean dikenal sebagai strategi yang biasanya diterapkan dalam sebuah arena bisnis, di mana kondisi pasar atau lautnya masih berwarna biru, terbuka, karena belum banyak pemain yang menggarap.
Bisa dikatakan bahwa blue ocean strategy adalah taktik yang radikal, gila, dan cenderung menentang arus bisnis yang ada. Maklum, rasa penasaran dan ekslusivitas adalah modal awal dalam penjualan.
Joseph Heath dan Andrew Potter secara tidak langsung mencoba merajut tesis W. Chan Kim dan Renee Mauborgne dalam tataran berbeda. Ideologi, meskipun ujungnya sama. Berbeda itu seksi, alias laku dijual.
Buku yang dialihbahasakan Ronny Agustinus dan Paramita Ayuningtyas Palar dari judul asli The Rebel Sell ini sejak awal langsung menghentak dengan narasi kematian raja musik grunge Kurt Cobain.
Sebagai pemusik beraliran punk yang menjadi sisi lain terhadap hippies, kesuksesan tiba-tiba sekaligus aksi bunuh diri Cobain di puncak popularitasnya termasuk fenomena menarik.
Banyak orang percaya Cobain depresi karena terus menerus dihantui tudingan dari dirinya sendiri sebagai pribadi yang menggadaikan idealisme musik punk yang seharusnya independen melawan jalur kapitalisme.
Memulai dengan kejutan, Heath dan Potter langsung mengajak pembaca mengamati kultur hip-hop yang mencitrakan diri sebagai gangster puitis. Menenteng senjata, naik mobil berkilau sembari menyuarakan lirik perlawanan dalam musik rap.
Perlahan, lembar demi lembar buku ini menyorot budaya tanding yang selalu terjadi di setiap generasi. Budaya tanding adalah pola pandang dan perilaku yang menjadi alternatif terhadap pola pandang dan perilaku yang berlaku umum dalam masyarakat.
Budaya ini menjadi kekuatan masyarakat untuk mampu mengontrol budaya korupsi, kerusakan lingkungan, dan kekerasan. Bagai dua kekuatan yang saling berlawanan tetapi tidak bisa dipisahkan, budaya tanding adalah antitesis bagi tesis budaya umum.

Celah Ekonomi Baru
Uniknya pertemuan kapitalisme dengan budaya tanding menghasilkan celah kapital baru yang tidak sekadar menjadi entitas ekonomi yang marjinal, namun mampu meraksasa dan menjadi lokomotif habitus pemasaran baru.
Dengan genetik perlawanan, budaya tanding yang kerap dituding radikal atau melabrak keras justru menghasilkan sesuatu yang tidak sekadar hanya memperbaiki tetapi yang paling adalah membuka habitus baru.
Repotnya hasrat untuk melawan arus, untuk menjadi berbeda, termasuk mengeraskan hati untuk menjalani hidup alternatif yang unik bahkan cenderung sinting ini justru merupakan kekuatan utama pendorong kapitalisme dan konsumerime kontemporer.
Penulis bahkan berhasil memeparkan bahwa ide bahwa pemberontakan gaya hidup individual yang diharpkan bisa mengguncang sistem, ternyata dalam tataran masif justru semakin memapankan masyarakat konsumen yang hendak ditentangnya.
Lihat saja lakunya album-album hippies yang ditujukan untuk menentang konsumerisme musik romatik Elvis, begitu juga dengan musik punk yang ditujukan untuk melawan musik rock & roll The Beatles dan Rolling Stones.
Lebih parah lagi, ide-ide budaya tanding juga telah mempengaruhi politik progresif dan memelencengkannya dari cita-cita awal memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Tentu saja agar mudah menyerap inti dari buku setebal 437 halaman ini, diperlukan sedikit waktu untuk membaca buku karya pemikir yang mempengaruhi penulis buku ini.
Maklum saja kedua penulis cukup rajin mengutip pemikiran Karl Marx, Sigmund Freud, dan trio penggagas anarkisme William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon dan Mikhail Bakunin.
Menariknya, pebisnis yang membaca buku ini akan semakin yakin bahwa untuk sukses pada jaman yang semakin mendatar ini harus berani menjalankan roda ekonomi dengan cara yang berbeda, radikal bahkan disebut gila.
----
Baca pula resensi online:
Ironi Pemberontak Trendi

Sunday, August 16, 2009

BUKU PERDANA ANTIPASTI: "RADIKAL ITU MENJUAL"

Radikal Itu Menjual: Budaya Perlawanan atau Budaya Pemasaran?
Joseph Heath & Andrew Potter
Diterjemahkan oleh: Ronny Agustinus & Paramita Ayuningtyas Palar
Diterbitkan oleh: Antipasti
Juni 2009 | ISBN 978-979-1790307 | i - viii + 437 hlm

"Buku yang berani ... Memprovokasi dan membuat Anda berpikir." (Guardian)

Anda merasa radikal memakai kaus Che Guevara ("menunjukkan sikap antikapitalis")? Atau dengan makan sayuran organik ("antimakanan cepat saji")? Atau dengan kembali ke spiritualitas Timur ("antimaterialisme Barat")? Apakah dengan itu semua Anda merasa sudah melawan arus dan menjauh dari masyarakat yang kian kapitalis dan konsumeristis?

JOSEPH HEATH dan ANDREW POTTER meruntuhkan mitos tentang radikalitas gaya hidup tersebut. Dengan argumen yang bernas dan gaya bahasa yang menohok, mereka tunjukkan bahwa "budaya-tanding" (hasrat untuk melawan arus, untuk jadi beda, untuk menjalani hidup alternatif) justru merupakan kekuatan utama pendorong kapitalisme dan konsumerisme kontemporer. Ide bahwa pemberontakan gaya hidup individual akan bisa mengguncang "sistem" justru telah semakin memapankan masyarakat konsumen yang hendak ditentangnya sendiri itu. Lebih parah lagi, ide-ide budaya-tanding juga telah mempengaruhi politik progresif dan memelencengkannya dari cita-cita awal memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

"Mengkaji dampak meluas politik budaya-tanding ... Mahasiswa kajian budaya pop, filsafat, dan konsumerisme akan merasakan manfaat dari analisa buku ini." (Journal of Popular Culture)